Jumat, 18 Juni 2010

Mengetahui Penyakit Menular Seksual dengan Deteksi Wajah Lawan !

TAHUKAH Anda, sejumlah penyakit menular seksual ternyata dapat terdeteksi di wajah, baik pada lelaki maupun perempuan. Simak penyakit menular seksual apa saja yang dapat diungkapkan wajah, dan bagaimana cara mendeteksinya.

Sipilis
Penderita sipilis dapat dideteksi dari luka terbuka yang lebar di bibir dan mulutnya. Sipilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum dan disebarkan melalui kontak seksual langsung (termasuk oral) dengan individu yang terinfeksi lesi (luka) sipilis menular tersebut.

Luka biasanya muncul sekitar tiga sampai enam minggu setelah hubungan seks, di area terjadinya kontak seksual tersebut--biasanya alat kelamin--setelah fase yang disebut dengan sipilis primer. Gejala sipilis sekunder muncul sekitar empat sampai 10 minggu setelah munculnya lesi primer, jika infeksi dibiarkan tanpa diobati. Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan menggunakan antibiotik.

Sipilis primer dan sipilis sekunder dapat muncul di wajah, biasanya karena melakukan hubungan seks oral dengan seseorang yang terinfeksi lesi genital. Sipilis primer di wajah biasanya muncul di bibir sebagai luka besar yang terbuka. Luka juga mungkin timbul di lidah atau bagian dalam
mulut.

Sementara itu, sipilis sekunder dapat memiliki berbagai gejala. Benjolan yang terlihat di dan sekitar mulut, ruam kemerahan yang muncul di sekujur tubuh, atau gugurnya rambut yang tidak normal (alopecia), merupakan sejumlah gejalanya. Gejala sekunder ini dapat ditimbulkan akibat infeksi hubungan seks genital, bukan hanya oral.

Herpes genital
Penyakit ini dapat dideteksi dari luka dingin di sekitar mulut. Herpes genital disebabkan dua jenis virus herpes, yakni HSV-1 dan HSV-2 (jangan, keliru membedakannya dengan human papillomavirus, atau HPV, yang menyebabkan kutil pada kelamin).

Seperti dikutip situs askmen.com, sebanyak 45 juta orang Amerika berusia 12 tahun atau lebih tua menderita herpes genital, dan sebanyak 80-90 persen di antaranya gagal mengenali gejala-gejala atau tidak memperlihatkan gejala-gejalanya sama sekali.

Herpes dapat menyebar melalui hubungan seksual, baik secara langsung (termasuk oral) dan melalui air liur (berciuman) dengan individu yang terinfeksi. Virus ini bisa menyebar bahkan ketika tidak ada gejala yang terlihat, meskipun penularan lebih mungkin terjadi bila ada gejalanya.

HSV-1 biasanya menyebabkan luka di mulut, tetapi bisa juga menyebabkan herpes genital. Ini berarti, seseorang dapat tertular herpes genital dari seks oral yang diberikan seseorang dengan luka dingin di mulutnya (meskipun tidak umum terjadi). Sementara itu, HSV-2 hanya menyebabkan
herpes genital.

Saat ini, tidak ada obat untuk herpes genital atau pun oral. Kedua kondisi itu lebih rentan muncul atau kambuh selama masa stres atau ketika sistem kekebalan tubuh terganggu. Pengobatan hanya bisa digunakan untuk mengontrol gejalanya.

Chlamydia
Chlamydia dapat terlihat di mata ('pink eye') dan berisiko menyebabkan kebutaan. Chlamydia adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan ditularkan lewat semua bentuk seks, termasuk oral. Sebanyak 2,3 juta orang Amerika diperkirakan terinfeksi Chlamydia.

Chlamydia lebih umum diderita oleh perempuan, dengan estimasi 70-80 persen penderitanya adalah kaum hawa. Akan tetapi, gejala penyakit menular seksual ini sering tidak disadari, sehingga Chlamydia diberi julukan 'silent epidemy'. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada perempuan muda.

Pada lelaki, gejalanya juga mungkin tidak terlihat, walaupun mereka cenderung lebih sering menunjukkan gejalanya. Chlamydia dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil, keluarnya cairan dari alat kelamin, nyeri atau radang di testis, dan pendarahan setelah berhubungan intim pada perempuan. Perawatan dapat dilakukan menggunakan antibiotik.

Selain gejala klasik tersebut, Chlamydia juga bisa menginfeksi mata, yang kadang disebut dengan istilah 'pink eye' atau konjungtivitas. Infeksi Chlamydia di mata terutama disebabkan kontak seksual, khususnya dari menyentuh mata setelah menyentuh alat kelamin atau cairan genital individu yang terinfeksi. Bahkan, ejakulasi langsung ke mata dilaporkan dapat menyebabkkan infeksi Chlamydia pada mata. Yang terakhir, meskipun jarang, penularan dari mata ke mata (misalnya melalui maskara pada perempuan) juga telah diamati.[jekethek]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar