Selasa, 06 April 2010

Persamaan tertawa dan seks

Saat mendengar istilah seks dan tertawa, seseorang pasti akan berpikir bahwa dua kata tersebut sama-sama bisa membuat orang bahagia. Seks dan tertawa ternyata memiliki banyak kesamaan.

Misalnya seseorang bisa saja tertawa saat sedang melakukan hubungan seks, proses ini biasanya disertai oleh reaksi-reaksi biokimia yang kompleks sehingga dapat menurunkan hormon stres dan meningkatkan hormon kortison dan adrenalin.

Selain itu, seks dan tertawa sama-sama bisa membuat orang rileks karena meningkatkan gelombang endorfin sehingga membuat sistem kekebalan tubuh semakin kuat. Pada perempuan, kadar estrogen akan meningkat selama seks sehingga bisa menghindari sindrom PMS (premenstrual syndrome).

Seperti dikutip dari Geniusbeauty, Selasa (6/4/2010) tertawa selama melakukan hubungan seks dapat melipatgandakan porsi dari endorfin. Selain itu ada juga beberapa kesamaan lain antara seks dan tertawa, yaitu:

Mesin untuk olahraga
Tertawa, seks dan latihan fisik memiliki efek kesehatan yang sama. Para ilmuwan dari Stanford University memperkirakan bahwa tertawa 100 kali hampir sama dengan latihan fisik mendayung selama 10 menit. Saat tertawa tubuh melibatkan sekitar 80 otot dan lebih banyak tekanan pada otot perut yang dapat menjaga kesehatan saluran usus.

Sama halnya dengan seks, gairah seks dapat membakar hingga 200 kalori. Jumlah tersebut hampir sama dengan olahraga berjalan kaki selama 15 menit. Selama hubungan seks denyut jantung meningkat, hal ini sama seperti orang yang melakukan olahraga di pusat kebugaran.

Saat tertawa aktivitas otot wajah bekerja. Aktivitas dari otot wajah ini dapat membantu meningkatkan suplai darah ke otak. Hal ini memberikan kapasitas mental yang lebih baik dan ide segar atau keputusan pun bisa diambil. Penelitian terbaru juga menunjukkan hal yang sama terhadap manfaat seks bagi otak, yaitu orgasme dapat meningkatkan IQ seorang perempuan.

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Baik tertawa ataupun seks bisa merangsang sistem kekebalan tubuh. Orang yang sering tertawa sangat jarang menderita flu, demam atau sakit lainnya. Hal ini karena saat tertawa tubuh mengaktifkan sel yang dapat membunuh penyakit dan sel ini diatur oleh sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan seks juga memberikan efek yang sama persis, hasil dari aktivitas seksual dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Peneliti dari University of Pennsylvania menemukan orang yang melakukan hubungan seks 1-2 kali dalam seminggu memiliki kadar antibodi immunoglobulin A 30 persen lebih tinggi dibandingkan orang yang jarang berhubungan seks.

Seks dan tertawa memiliki fase yang sama
Studi tentang sistem saraf yang dilakukan departemen psikiatri dan psikoterapi University of Totonto, Kanada menunjukkan fakta bahwa otak perempuan menunjukkan zona yang sama saat sedang seks dan tertawa. Inilah sebabnya banyak perempuan yang mengalami perasaan seksual saat sedang tertawa.

Berikut ini kemiripan fase antara tertawa dan seks, yaitu:

  1. Fase pendahuluan. Selama tahap pertama tertawa yaitu pembukaan, leher, lengan dan suhu tubuh meningkat menyerupai apa yang terjadi saat seseorang memulai seks.
  2. Fase intercourse. Tahap selanjutnya dari tertawa adalah otot-otot wajah mulai mengencang dengan sendirinya, kulit menjadi lebih sensitif dan seseorang mulai bernapas dengan cepat. Kondisi ini juga terjadi selama seseorang mengalami orgasme.
  3. Fase setelah orgasme. Setelah tertawa terpingkal-pingkal, maka otot mulai rileks, suhu tubuh, pernapasan dan kulit kembali normal. Hal ini juga akan terjadi dengan sendirinya setelah seseorang mengalami orgasme.
Humor bisa memperkuat pernikahan
Tidak ada yang melarang orang tertawa saat sedang melakukan hubungan seks, selama tawa Anda tidak bermaksud mengejek pasangan. Tawa dan lelucon dapat diandalkan untuk memicu hubungan seksual dan menghindari kebosanan. Melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti seks dan tertawa bisa memperkuat ikatan pernikahan.

Menurut para ahli, memiliki sikap positif dan santai selama seks bisa meningkatkan kesempatan mereka untuk mencapai orgasme. Terlebih lagi pasangan yang menyukai humor akan memiliki ikatan pernikahan yang lebih kuat. Hubungan yang jenuh dan membosankan tidak bisa menjadi alasan bagi seseorang untuk selingkuh dari pernikahannya.

(ver/ir-detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar