Rabu, 11 Februari 2009

Revolusi Adalah Keharusan



Malam ini sangat sepi bikin rindu desahan angin. Suara jengkrik yang mengerik dibalik bebatuan itu juga sudah tidak kedengaran. Di sini aku duduk di beranda pas depan kamarku yang terbuka beratapkan langit. Berada di lantai dua rumahku. Cuma bintang dan bulan yang menemaniku. Tiada hembusan semuanya tenang seakan angin malas melintas. Aku mencoba membuat sebuah apresiasi basi di secarik kertas ini tentang sebuah peradaban sebuah jaman sebuah negara dimana aku tinggal. Yah Indonesia tanah airku.

Aku ingin membuat sedikit coretan tentang negaraku ini yang dari tahun ke tahun masih begitu-begitu saja. Aku pikir tidak ada yang marah jika dalam coretanku kali ini sedikit menyindir negara ini. Siapa suruh mengagung-agungkan itu yang namanya demokrasi.

Hai Indonesia, apa kabarmu hari ini. Aku lihat tampaknya kamu masih seperti yang dulu, masih belum keluar dari image belum merdeka, belum mandiri dan belum berdaulat. Apakah memang kamu takut untuk mandiri ? kasihan sekali kamu yang terus digempur arus globalsasi. Belum bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Terus-terusan jadi pelayan bagi korporasi-korporasi besar. Fuhh...!


Aku ini generasi penerus bangsa, tidak ingin melihat kondisi negara ini hanya sebagai pelayan korporasi-korporasi besar. Semangat revolusi harus ada untuk masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, di kesunyian ini aku ingin mengapresiasikan sebuah konsep pemikiran ku sendiri. Mungkin iseng mungkin basi tapi ini jujur. Sebenarnya para revolusioner muda inilah yang perlu kita perhatikan. Banyak pemuda-pemudi saat ini yang belum paham, yang masih apatis tidak mau tau kondisi bangsa kita sekarang dimana kedaulatan, kemandirian, bahkan kemerdekaan hanyalah kesemuan belaka. Jika tujuh belasan tiba mereka dengan semaraknya meneriakkan kata Merdeka..Merdeka..merdeka !!!, yah memang bangsa kita merdeka atas pendudukan bangsa asing, atas penjajahan fisik namun pada kenyataannya sekarang ini cuma beda format saja. Sekarang ini pendudukan fisik dan militer memang sudah tak ada dan bahkan tak kelihatan lagi namun sebenarnya bangsa kita ini sudah kehilangan kemandirian dan juga sudah kehilangan kedaulatan ekonomi. Yah dalam banyak hal, bangsa Indonesia kita tercinta ini tetap masih tergantung dan juga menggantungkan diri dari kekuatan asing.

Sebagai pemuda-pemudi kita harus menyadari itu semua karena kita inilah generasi penerus bangsa dan bukan tidak mungkin kelak kita bisa menjadi pemimpin / elite nasional. Berbicara pemimpin nasional, mengapa tidak kita mengimpikannya. Pemimpin alternatif nanti menurutku harus berani, cerdas, bermentalkan bebas, merdeka dan mandiri, kolektif, jujur, pekerja keras, amanah, harus segera mengutamakan kemandirian nasional dimana bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka, mandiri, dan berdaulat penuh serta harus mampu mengurus dirinya sendiri, dapat menghilangkan penyakit bangsa ini yaitu kecanduan utang.

Aku takkan tinggal diam melihat kenyataan pilu ini, aku harus lebih rajin balajar lagi untuk menjadi lebih cerdas, menuntut ilmu setinggi-tingginya karena revolusi adalah keharusan...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar