Jumat, 29 April 2011
The royal wedding, melebihi pesta final piala dunia 2010!!
Pangeran William terlihat duduk dengan wajah dibalut ketegangan saat berada di kantor pusat FIFA di Zurich, Swiss, 2 Desember 2010 lalu. Ketegangan yang hanya dalam waktu seketika berubah jadi kecewa begitu Presiden FIFA, Sepp Blater, berujar, ''Tuan rumah piala dunia 2018 jatuh pada Rusia!''.
Namun hanya butuh waktu empat bulan bagi William dan Inggris untuk mengganti rasa kecewa itu dengan sebuah kegembiraan yang lain: The Royal Wedding. Ya, rakyat Inggris dan bahkan dunia kini sedang menantikan sebuah pesta pernikahan yang disebut-sebut sebagai yang terbesar abad ini.
Pernikahan antara William Arthur Philip Louis (29 tahun) dengan Cahterine Elizabeth ''Kate'' Middleton (29) ini bahkan akan melebihi sebuah partai final Piala Dunia sekalipun. Pernikahan akbar ini diprediksi menyedot perhatian tiga miliar penduduk bumi, jauh melebihi angka penonton partai final Piala Dunia 2010 yang berkisar satu miliar penonton.
Kebesaran pesta pernikahan William-Kate juga dapat dilihat dari jumlah media peliput. Tak kurang dari tujuh ribu media cetak dan elektronik dari seluruh dunia akan mengabadikan pesta yang digelar pada, Jum’at (29/4) esok. Menurut The Sun, pihak kerajaan telah mempersiapkan 60 kamera video yang tersebar di berbagai sudut Gereja Westminster Abbey, lokasi pernikahan.
Berkat perhelatan ini pula sektor pariwisata Inggris meningkat tajam. New Zealand Herald mencatat, terjadi lonjakan wisatawan hingga 50 persen di Inggris, bertepatan dengan pernikahan. Pesanan hotel meningkat hingga 212 persen, sedangkan penerbangan naik signifikan hingga 266 persen.
Menurut The News Four, total 1,1 juta wisatawan dari seluruh dunia akan datang khusus ke Inggris guna menyaksikan dari dekat pernikahan William-Kate. Jumlah yang hampir menyamai rekor wisatawan di Piala Dunia Afrika Selatan 2010 yang mencapai 1,4 juta orang.
Antusiasme dan perhatian dunia pada pesta pernikahan William-Kate membuat Inggris bersiap hingga melupakan sejenak Olimpiade London yang akan berlangsung kurang dari setahun. Poster-poster olimpiade yang tadinya menghiasi penjuru kota kini berganti dengan foto calon pengantin.
Jalan Regent Street, London, bahkan tertutup bendera kerajaan yang disertai poster besar sang pangeran dan calon mempelai. Foto ukuran besar mendiang Putri Diana, ibunda William, juga turut dipajang untuk menyambut pesta pernikahan mereka.
Pihak keamanan juga dibuat sibuk. Tidak kurang dari 5 ribu polisi bersiaga dengan senjata penuh. Ribuan tentara pun akan disebar dari lokasi pernikahan di Westminster Abbey hingga Buckingham Palace. Mengantisipasi kemungkinan aksi teror, Inggris juga menyiapkan pasukan khusus antiteror. Mereka disebar di antara kerumunan pengunjung dan masyarakat.
Selain itu, masyarakat Inggris juga mengantisipasi kemungkinan 'hujan poundsterling'. Antusiasme masyarakat yang memburu segala pernak-pernik The Royal Wedding, dimanfaatkan kalangan pedagang kaki lima. Banyak rupa yang dijual pedagang di antaranya cangkir, mug, dan kaus yang semuanya bergambar sang pangeran beserta si calon putri.
Tidak hanya di Inggris, histeria pun melanda dunia. Dari Amerika, Skandinavia, Cina, hingga Australia larut dalam persiapan pesta pernikahan keluarga kerajaan Inggris itu. Cinderamata bergambar William dan Kate laris manis di seantero dunia. Bahkan sebuah situs khusus, www theroyalweddingwilliamkate.com, dibuat untuk melayani permintaan masyarakat yang memburu barang replika dan memorabilia berbau Kate-William.
Walau bukan laman resmi, situr tersebut mencatat angka pengunjung harian sebesar 80 ribu. Menariknya bukan warga Inggris yang berada di peringkat pertama daftar pengunjung, melainkan Sri Lanka!
Demi menyambut salah satu perhelatan terakbar di dunia itu, Pemerintah Inggris mendeklarasikan hari libur nasional sejak Jumat (29/4) hingga Senin (2/5). Namun menurut The Thunder, libur menyambut The Royal Wedding hanya membuat perekonomian Inggris tergerus 5 miliar dolar AS.
Kerugian bahkan dipredikasi membengkak hingga 50 miliar dolar AS jika ditotal dari angka penyelenggaraan acara dan biaya keamanan. Angka yang kontan mendapat kritik dari sejumlah ekonom. ''Biaya yang dikeluarkan Pemerintah Inggris untuk pesta The Royal Wedding dapat menggerus potensi pertumbuhan Inggris hingga seperempat persen,'' kata ekonom Investec, Philip Shaw seperti dikutip dari CBS News.
Walau begitu, angka ini akan tertutupi dari pemasukan wisatawan yang ditaksir mencapai miliaran dolar AS pula. Di samping itu, tiga miliar umat manusia yang menyaksikan pesta pernikahan ini adalah investasi jangka panjang Inggris; bentuk promosi yang tidak bisa dibandingkan dengan perhelatan apapun di muka bumi.
Karena itu, tak salah jika William dan masyarakat Inggris mulai melupakan kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Sebaliknya, kini Sepp Blatter-lah yang harus gigit jari karena dia tak diundang untuk menyaksikan salah satu perhelatan terbesar di muka bumi; The Royal Wedding Pangeran William dan Kate Middleton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar