David Makoeya, pria Afrika Selatan berusia 61 tahun, menemui ajalnya saat ingin menonton pertandingan sepak bola Piala Dunia di televisi. Yang lebih mengenaskan, Makoeya tewas dibunuh oleh keluarganya sendiri setelah mereka bertengkar memperebutkan tayangan sepak bola atau program religius di televisi.
Makoeya tinggal bersama Francina, istrinya yang berusia 68 tahun serta putra-putrinya, Collins (36) dan Lebogang (23) di sebuah desa di Makweya, Provinsi Limpopo. Saat itu Makoeya ingin menonton pertandingan sepak bola antara Jerman melawan Australia melalui televisi, Minggu (13/6). Di saat yang sama, istri dan anak-anaknya ingin menonton sebuah pertunjukan gospel.
Karena tak ada yang mau saling mengalah, pertengkaran pun terjadi dan mereka saling memperebutkan remote control televisi. "Saat bertengkar itulah, David kemudian mulai diserang," kata juru bicara kepolisian, Mothemane Malefo, Kamis (17/6).
Makoeya pun menjadi bulan-bulanan keluarganya sendiri hingga tewas. Malefo mengatakan kepolisian masih belum menemukan penyebab pasti apa yang membuat Makoeya tewas. "Tampaknya mereka menghantamkan kepala Makoeya ke dinding. Mereka sempat menelepon polisi saat Makoeya terluka parah, tapi saat kami sampai di sana pria itu sudah meninggal," kata Malefo.
Francina dan kedua anaknya itu langsung ditahan oleh polisi namun Lebogang belakangan dibebaskan dengan jaminan sebesar US$ 200 (Rp 1,8 juta), dua hari kemudian. Francina dan Collins yang masih ditahan akan diadili pada 27 Juli mendatang. Ada pun Makoeya akan dimakamkan pada Sabtu (19/6) mendatang.
Keluarga Makoeya sangat menyesalkan apa yang terjadi pada pria itu. "Dia adalah orang yang selalu gembira dan tak pernah menyakiti siapa pun. Sayang, kami harus bertemu dengan dia untuk terakhir kalinya di pemakaman," kata keponakan Makoeya, Miriam dan Anna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar