Senin, 01 Februari 2010

Pil KB untuk Kondisi Darurat

Pil KB adalah salah satu kontrasepsi yang banyak dipilih karena mudah dan praktis untuk mengatur atau mencegah kehamilan. Hanya saja wanita yang minum pil KB harus disiplin karena pil ini harus dikonsumsi tiap hari untuk mencegah sel telur berkembang.

Bagaimana jika lupa minum pil KB dan baru ingat setelah senggama? Selama ini memang sudah ada jenis pil KB yang bisa dikonsumsi 2 hari setelah senggama.

Tapi bagaimana jika si wanita lupa minum pil KB lebih dari dua hari setelah senggama?

Peneliti dari Inggris berhasil menciptakan pil KB untuk kondisi darurat yaitu ketika si wanita lupa atau alasan lainnya setelah 5 hari senggama.

Pil bernama Ellaone ini dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan yang digunakan lima hari setelah berhubungan. Pil ini dipercaya bisa memberikan perlindungan yang lebih baik dibanding obat kontrasepsi lainnya.

Berdasarkan penelitian, penggunaan Ellaone lebih efektif daripada obat-obatan lain yang dikonsumi oleh ribuan perempuan setiap tahunnya.

Pil ini dapat mencegah hingga dua per tiga (60 persen) kehamilan yang tidak diinginkan jika digunakan secara teratur di pagi hari hingga batas waktu 72 jam (3 hari).

Sedangkan jika pil ini dikonsumsi lima hari penuh (120 jam) setelah melakukan hubungan seks yang tidak aman, maka tingkat keberhasilannya akan lebih tinggi.

Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Anna Glasier dari NHS Lothian di Edinburgh. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Ellaone paling efektif ketika perempuan sedang berada pada masa subur yaitu tepat sebelum sel telur dilepaskan. Dan penggunaan setelah 5 hari dikarenakan itu adalah waktu yang diperlukan untuk membuat sperma mati saat gagal membuahi sel telur.

Ellaone diluncurkan September 2009 di Inggris dan hanya bisa dibeli dengan menggunakan resep dokter. Obat ini dijual lebih mahal 16,96 poundsterling per tablet (Rp 254 ribu/tablet) atau tiga kali lebih mahal dibandingkan dengan obat kontrasepsi lainnya seperti jenis Levonorgestrel.

"Suatu saat nanti pil ini bisa menjadi alat kontrasepsi darurat bagi beberapa pasangan, karena akan lebih mudah bagi seseorang untuk pergi ke apotek dibandingkan harus ke dokter jika kondisinya darurat," ujar Prof Glasier seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (30/1/2010).

Namun pil ini justru mendapat kecaman dari kelompok antiaborsi yang memperingatkan bahwa pil ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai pil aborsi.

"Jika pil ini dikonsumsi pagi hari sebelum 24 jam, mungkin ada kemungkinan sperma belum membuahi sel telur yang berarti kehamilan belum terjadi. Tapi jika pil ini dikonsumsi setelah 5 hari, tidak bisa dibilang sebagai alat kontrasepsi tapi disebut pil aborsi," ujar Josephine Quintavalle dari Pro-Life Alliance.

Namun peneliti membantah hal tersebut dan mengklaim bahwa pil Ellaone bekerja dengan cara menunda pelepasan sel telur untuk fertilisasi dan bukan dengan menghancurkan embrio yang sudah tertanam di rahim (aborsi).

Meskipun beberapa kalangan menganggap pil ini bisa menjadi obat aborsi, tapi pil kontrasepsi darurat Ellaone dapat digunakan untuk membantu perempuan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.

(ver/ir-detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar